Konsep, Pengertian, dan Tujuan MRP
Pengertian
MRP (Material Requirement Planning)
Untuk
menjamin kelancaran produksi, ketepatan waktu penerimaan bahan baku dan bahan
pendukung lainnya oleh pihak produksi merupakan faktor yang sangat penting.
Tanpa perencanaan yang matang serta pengendalian yang ketat, resiko ketepatan
waktu dalam pemasokan dan penerimaan material (bahan baku dan bahan
pendukungnya) akan menjadi semakin tinggi yang mengakibatkan produksi tidak
mampu untuk menghasilkan jumlah unit produk yang dibutuhkan oleh
Pelanggan/konsumen. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik ataupun sistem
yang berfungsi untuk merencanakan jadwal keperluan material yang dibutuhkan. Teknik
ataupun sistem tersebut biasanya disebut Material Requirement Plan atau
disingkat dengan MRP. Dalam Bahasa Indonesia MRP atau Material Requirement
Planning ini sering diterjemahkan menjadi Perencanaan Kebutuhan Material.
Menurut
Stevenson (2005), Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem
informasi berbasis komputer yang menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (Master
Production Schedule) untuk barang Jadi (produk akhir) menjadi beberapa tahapan
kebutuhan sub-assy, komponen dan bahan baku. Dengan demikian dapat kita katakan
bahwa MRP adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi dengan
menggunakan tenggang waktu sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak
dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat.
Konsep
Dasar MRP (Material Requirment Planning)
Suatu sitem MRP pada dasarnya bertujuan untuk
merancang suatu sitem yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung aksi
yang tepat baik berupa pembatalan pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang.
Aksi ini sekaligus merupakan suatu pegangan untuk melakukan pembelian dan /
atau produksi.
MRP terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses
dan output. Input terdiri dari
jadwal induk produksi yang berisi waktu dan jumlah pemesan dari pelanggan,
struktur produk yang berisi komponen-komponen dan jumlah yang dibutuhkan untuk
merakit barang jadi dan file catatan persediaan yang berisi persediaan yang ada
diperusahaan dan jumlah pemesanan. Proses
berisi informasi untuk menentukan kebutuhan bersih pada setiap periode waktu
yang telah ditentukan. Output berisi rencana jadwal
pemesanan, realisasi pemesanan, perubahan, laporan pengendalian, laporan
perencanaan dan laporan transaksi persediaan. Ketiga elemen ini dapat
digambarkan:
Tujuan
MRP (Material Requirement Planning)
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Meminimalkan Persediaan
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Meminimalkan Persediaan
MRP
menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan
Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan
(pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat
dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya
persediaan.
2. Mengurangi resiko karena
keterlambatan produksi atau pengriman
MRP
mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi
jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun
pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak
tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana
produksi.
3. Komitmen yang realistis
Dengan MRP, jadwal produksi
diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap
pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong
meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
4. Meningkatkan efisiensi
4. Meningkatkan efisiensi
MRP
juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi,
dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal
Induk Produksi (JIP)
Dengan
demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material Requirements
Planning), yaitu :
1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
Komentar
Posting Komentar